Buat rangkaian di Wokwi sesuai dengan gambar rangkaian yang telah diberikan.
-
Hubungkan dua push button, buzzer, dan Raspberry Pi Pico sesuai skema.
-
Buat program di Wokwi Simulator untuk Raspberry Pi Pico menggunakan bahasa MicroPython.
-
Desain program dengan ketentuan:
-
Saat push button pertama ditekan, buzzer menyala.
-
Saat push button kedua ditekan, buzzer mati.
-
-
Upload program ke Raspberry Pi Pico di dalam simulator.
-
Jalankan simulasi dan amati respon buzzer saat masing-masing tombol ditekan.
-
Tekan tombol pertama untuk menyalakan buzzer, dan tombol kedua untuk mematikannya.
-
Pastikan buzzer hanya aktif saat tombol pertama ditekan, sesuai kondisi yang diinginkan.
-
Selesai.
buzzer_state
.
Kemudian, saat tombol kedua ditekan, sistem akan mematikan buzzer
dengan mengirimkan logika rendah ke pin buzzer, serta memperbarui status
buzzer_state
menjadi mati. Proses ini dilengkapi dengan jeda waktu singkat (delay)
untuk menghindari efek bouncing pada tombol. Dengan demikian, rangkaian
ini memungkinkan buzzer untuk tetap menyala setelah tombol pertama
ditekan dan hanya akan berhenti saat tombol kedua ditekan.
1. Faktor Lingkungan
- Suhu Lingkungan yang Tinggi: Jika suhu lingkungan mendekati suhu tubuh manusia (~37°C), perbedaan deteksi suhu menjadi kecil, sehingga sensor sulit membedakan pergerakan manusia.
- Sumber Panas Lain: Sinar matahari langsung, pemanas ruangan, atau mesin yang menghasilkan panas dapat menyebabkan gangguan pada deteksi PIR.
- Perubahan Cuaca: Angin kencang yang membawa udara panas/dingin bisa memengaruhi keakuratan sensor.
- Refleksi Inframerah: Permukaan reflektif seperti kaca atau logam bisa memantulkan panas dan menyebabkan deteksi yang tidak akurat.
- Kualitas Lensa Fresnel: Lensa yang kotor atau rusak dapat mengganggu fokus deteksi inframerah.
- Guncangan atau Getaran: Getaran dari mesin atau kendaraan bisa menyebabkan kesalahan deteksi jika sensor tidak dipasang dengan stabil.
- Pemasangan yang Buruk: Jika sensor tidak terpasang pada sudut optimal atau terlalu tinggi/rendah, maka area deteksi bisa tidak sesuai.
- Radiasi Elektromagnetik: Perangkat elektronik lain seperti Wi-Fi router, motor listrik, atau ponsel bisa menyebabkan interferensi pada sensor PIR.
- Arus Listrik Tidak Stabil: Fluktuasi tegangan atau noise listrik dapat mengganggu kinerja sensor.
- Hewan Kecil: Anjing, kucing, atau burung yang bergerak bisa menyebabkan false alarm jika sensor terlalu sensitif.
- Gerakan Benda Mati: Tirai yang tertiup angin atau kipas yang bergerak bisa dianggap sebagai pergerakan oleh sensor.
- Penghalang Fisik: Dinding, kaca, atau benda besar lainnya bisa menghalangi deteksi sensor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar